Balangan, 24 Juli 2025 — Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Kabupaten Balangan menggelar Pelatihan dan Simulasi Rescue bagi Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) se-Kabupaten Balangan. Kegiatan berlangsung di objek wisata Sungai Maranting, Desa Gunung Batu, Kecamatan Tebing Tinggi, Kamis (24/7/2025), dengan tujuan memperkuat kesiapsiagaan dan respons tanggap darurat di kawasan wisata.

Dalam pelatihan ini, Pokdarwis Racah Mampulang Desa Balida turut berpartisipasi dengan mengirimkan dua orang perwakilan. Kehadiran mereka menjadi bagian dari upaya Desa Balida dalam meningkatkan kapasitas sumber daya lokal di sektor pariwisata, khususnya dalam pengelolaan dan penanggulangan risiko di objek wisata desa seperti Pasar Budaya Racah Mampulang.

Kegiatan pelatihan ini menghadirkan narasumber dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Balangan, yang memberikan materi secara teori maupun praktik lapangan, termasuk simulasi penyelamatan di kawasan wisata air. Pelatihan menekankan keterampilan dasar penyelamatan, evakuasi, dan penggunaan alat-alat keselamatan.

Plt. Kepala Disporapar Balangan, Melda Risda Elfa, mengatakan bahwa pelatihan ini merupakan bentuk komitmen pemerintah dalam membina Pokdarwis agar lebih profesional dan siap menghadapi kejadian tak terduga.

“Semoga ilmu yang diberikan oleh narasumber dari BPBD Balangan dapat diserap dan langsung diterapkan oleh para peserta di daerah masing-masing,” ujar Melda.

Sementara itu, Kepala Bidang Peningkatan Daya Tarik Destinasi Pariwisata, Sigit Kondang Wibowo, menyampaikan bahwa pelatihan rescue menjadi kebutuhan mendesak seiring meningkatnya aktivitas wisata di Balangan, khususnya di lokasi wisata alam dan wisata air yang belakangan semakin ramai dikunjungi wisatawan lokal maupun luar daerah.

“Melalui pelatihan ini, kami berharap para pengelola destinasi wisata memiliki bekal pengetahuan untuk menjamin keselamatan pengunjung dan menciptakan rasa aman di lapangan,” ungkapnya.

Bagi Pokdarwis Racah Mampulang, partisipasi dalam pelatihan ini menjadi salah satu langkah konkret menuju tata kelola wisata yang berstandar keselamatan. Kegiatan ini juga menjadi ruang kolaborasi antar desa dan Pokdarwis dalam berbagi pengalaman, membangun jaringan, serta menyerap praktik baik pengelolaan wisata yang tanggap bencana.